Kita Pasti Mampu
Tentang Kita
Gelisah
RUTIN ku Rumah Tinta

Dalam ranah taktis biasanya orang sering mengeluh tentang bagaimana pinansial tersebut selalu datang dan setiap kebutuhannya selalu terpenuhi, walaupun pada akhirnya karena kebutuhan tersebut harus segera di penuhi orang akan menyegerakan juga untuk melakukan apapun demi kebutuhannya. Sayangnya setiap perlakuan tanpa diimbangi dengan ide (konsep) itu akan menghasilkan efek yang kurang maksimal.
Berbeda halnya dengan kondisi seseorang yang mengaku bahwa dirinya adalah sosok pemikir (intelek) mereka bekerja selalu diawali dengan konsep-konsep sehingga kemungkinan-kemungkinan yang terjadi sudah tergambar mendekati sempurna, istilah kegagalan itu akan tetap dijadikan motivasi. berangkat dari itu alangkah hinanya ketika seseorang yang mengaku bahwa dirinya benar-benar manusia intelek akan tetapi karena disisi lain mereka tidak pernah mampu untuk berfikir bagaimana masadepannya.
Hukum alam akan tetap terjadi dan akan tetap bersifat alamiah, ketika seseorang berusaha menjadikan dirinya agar menjadi seseorang yang mampuh menghasilkan ide-ide juga gagasan dengan kesungguhannya itu akan tetap bertemu dengan orang-orang yang sama sepertihalnya dirinya dimana orang tersebut akan selalu berfikir keras.
Mudah-mudahan hal itu terjadi terhadap sekelompok anak muda (mahasiswa) yang membentuk sebuah komitmen tentang masadepannya harus menjadi orang yang sukses dunia akhirat bersama-sama. dengan intensitasnya pertemuan komitmen tersebut berkembang menjadi sebuah perusahaan yang dinamakan RUTI (Rumah TInta), perusahaan ini bergerak dibidang jasa, jenisnya sesuai dengan setiap keahlian ( keterampilan di masing-masing direkturnya).
Maka dari itu yang selalu diharapkan oleh sekelompok pemikir adalah doa dari siapapun....,
perlu diketahui, mereka sesungguhnya berharap banyak terhadap perusahaan tersebut yang nantinya menjadi perusahan besar juga bermanfaat bagi seluruh umat...!!!
Kehangatan Fikom UNSUB
Sementara itu tiga dosen cantik dengan keikhlasannya mengasuh para Mahasiswa, demi kelangsungan pengetahun mahasiswanya mereka mampu berperan seperti orang tua yang sedang mengajak anak-anaknya untuk bermain ketempat yang disukai oleh anaknya dan membimbing penuh semangat tanpa mengenal lelah.
Oleh : Akel (Ade Hasanudin)
Saatnya Berbuat
Haruskah Subang Dimekarkan?
Oleh : Akel (Ade Hasanudin)
Lakukan Ritual Budaya Mahasiswa
Awalnya kami termotivasi karena melihat kondisi mahasiswa yang ada di Subang khususnya Mahasiswa Universitas Subang (UNSUB) yang selama ini menjadi kebanggan dan harapan masyarakat Subang, tapi disisi lain kalau kita cermati dengan sungguh-sungguh betapa ngerinya ketika mereka yang menjadi harapan banyak orang mereka sendiri malah tidak pernah menyadari bahwa sebenarnya diri merekalah yang selama ini menjadi tumpuan harapan semua orang saat ini maupun masadepan.
Tarasa nyaman ternyata bagi kebanyakan Mahasiswa dalam aktifitasnya hanya melakukan ritual-ritual yang klasik dan tidak mencerminkan kemahasiswaannya, mulai dari berangkat kuliah lalu bertemu dosen itupun kalau misalkan dosesnya nampak, mereka berduduk manis menatap wajah para dosen yang cantik-cantik (dosen perempuan) juga tampan-tampan (dosen laki-laki), tidak lama dari itu waktu pulangpun tiba, coba bayangkan kira-kira apa yang mereka rencanakan ketika waktu perkuliahan telah habis? Biasanya mereka merencanakan buat jalan-jalan atu main ketempat yang membat mereka nyaman untuk melakukan hal-hal yang tidak layak dilakukan oleh seorang mahasiswa. Kira-kira seperti itu lah kegiatan kebanyakan dari mereka yang ngaku mahasiswa, dengan mudahnya menghilangkan sebagian budaya, tugas dan perannya sebagai mahasiswa.
Mahasiswa sebagai kontrol Sosial, Mahasiswa dengan Diskusinya, Mahasiswa dengan Kekeritisanya, nampaknya kesemuanya itu telah menipis, sedangkan diluar sana orang-orang berharap para mahasiswa ini mampu untuk melakukan suatu kegiatan (pergerakan) dimana kegiatan tersebut murni berangkat dari kekeritisan juga kepeduliannya terhadap masadepan seluruhnya. Sepertinya tidak pantas seseorang itu dikatakan telah peduli terhadap sesuatu padahal dia tidak pernah memikirkan sesuatu itu?
Berfikir tentang sesuatu yang menyangkut seluruhnyapun tidak pernah, apalagi untuk melakukan Diskisi, kayanya terlalu kejauhan deh…! Dan inilah yang sesungguhnya telah membuat kecewa semua orang terhadap Mahasiswa, tidak pernah mempunyai rasa kepedulian terhadap pengetahuanya, terhadap lingkunyanya, terhadap bangsanya, maupun terhadap kampusnya.
Karena itulah kami mau mencoba untuk membudayakan aroma mahasiswa yang katanya ketika diskusi, ketika mempunyai rasa kepedulian terhadap lingkunyanya itulah mahasiswa yang SEJATI….
Oleh : Akel (Ade Hasanudin)
-
►
2012
(16)
- ► 08/26 - 09/02 (1)
- ► 08/05 - 08/12 (3)
- ► 07/29 - 08/05 (4)
- ► 07/22 - 07/29 (7)
- ► 02/26 - 03/04 (1)
-
▼
2011
(31)
- ► 08/14 - 08/21 (1)
- ► 04/24 - 05/01 (3)
- ► 04/17 - 04/24 (1)
- ► 03/27 - 04/03 (1)
- ► 03/06 - 03/13 (1)
- ► 02/20 - 02/27 (2)
- ► 02/13 - 02/20 (1)
- ► 02/06 - 02/13 (3)
- ► 01/30 - 02/06 (8)

- akel
- Subang, Jawabarat, Indonesia
- Saya terlahir untuk bisa membahagiakan mereka yang menyayangi saya.