Selalu ada cerita dalam kehidupan,selalu ada pelanggan dalam berdagang. "Senangnya jadi anak kecil, mau apa-apa tinggal bilang sama obos yang udah berani memberikan kesempatan padaku untuk menikmati hidup di alam yang selalu menuntutku untuk berbelanja" seperti itulah pendapatku ketika kecil kurang lebih berusia empat tahunan waktu itu saya merasa tidak pernah mengalami kesulitan untuk berbelanja, yang ada hanyalah ketidak tauan atas seberapa sulit ketika pahlawanku (orang tuaku) mempertahankan kebahagiaan yang selalu ada di kehidupanku.


Kemungkinan hal yang sama terjadi pula pada mereka yang saat ini tengah dimanja oleh orangtuanya, tidak ada istilah kesulitan untuk berbelanja, khususnya bagi sosok anak-anak manis juga lucu dia adalah Rahma dan Salsa, bersama orangtuanya dia tinggal di daerah Sukajadi tepatnya tetangga warung termurah yg saya dirikan bersama kawan-kawan.

Hari demi hari mereka lewati dengan selalu berbelanja ke warung yang bernama Warung Rutin, mereka dengan senang hati menyebutkan merek produk yang mereka minati, senangnya hati saya dan pa Epul selaku pedagang melihat para pembeli yang selalu berbelanja ke Warung Rutin ini.

Berharap semakin banyak pelanggan-pelanggan yang selalu tersenyum dan merasa puas dengan playanan kami.
1. Jadilah pendengar yang baik buat teman-temanmu. Jangan pernah sekalipun kamu bersikap menggurui. Memberi nasihat boleh-boleh aja, tapi jangan melakukannya dengan cepat. Pelahan-lahan namun pastikan temanmu itu mendengarkannya.
2. Setiap orang memiliki pribadi yang unik dan khas. Cobalah mengerti bagaimana karakter temanmu. Hormatilah pendapatnya. Walau kadang kalian bisa saling berbeda pendapat dan keyakinan, namun pasti ada jalan tengah yang bisa ditempuh asal jangan tergesa-gesa memutuskannya.
3. Peliharalah kepercayaan yang telah diberikan oleh teman dekatmu itu.
Jangan pernah sekali-kali kamu mengobral rahasia temanmu pada orang lain. Saling jaga rahasia, anggap saja antara kalian ada sebuah permainan yang hanya bisa dimainkan oleh kamu dan temanmu.
4. Berilah dukungan dan pujilah temanmu, kesampingkan kesalahannya dan kelemahannya.
5. Jangan pernah merasa iri kepada temanmu.Kebahagiaannya adalah bahagia milikmu juga. Ikut berbahagialan atas keberhasilan temanmu.
6. Dekat bukan berarti harus tergantung satu sama lain. Berikan pertolongan secukupnya. Jagalah ‘jarak’ yang wajar. Mundurlah sedikit bila kita merasa pertemanan sudah terlampau dekat. Sebaliknya, mendekatlah kala kita merasa pertemanan sudah semakin renggang.
7. Sisihkan waktu untuk melakukan kegiatan refresing bersama.Kembangkan sikap toleransi, fleksibelitas, asertive, empati dan belajar saling memahami.
8. Jangan pernah ragu untuk minta maaf pada temanmu saat kamu melakukan sebuah kesalahan padanya.Setelah itu berusahalah perbaiki kesalahanmu. Begitu pula sebaliknya, berikan maaf dan lupakan kesalahannya jika ia bersalah.
(www.boncherry.com)


Al-Hasan meriwayatkan, bahawa dahulu ada seorang pelacur yang sangat cantik jelita. Dia tidak mahu melayani orang yang datang kecuali jika dibayar sebanyak seratus dinar.

Secara kebetulan pada suatu hari ada seorang ahli ibadah yang melihat wajah pelacur cantik itu sehingga membuatkan ahli ibadah itu tertarik dan jatuh cinta kepadanya. Kerana lelaki ahli ibadah itu mengetahui, bahawa untuk dapat dilayani oleh pelacur cantik itu orang harus memberinya wang sebanyak seratus dinar, maka lelaki ahli ibadah itu akhirnya pergi mencari pekerjaan untuk mengumpulkan wang sebanyak itu.

Setelah wang sebanyak seratus dinar itu dapat dikumpulkan, dia pun pergi menemui pelacur cantik itu serta berkata kepadanya: “Kecantikanmu telah membuatkan aku benar-benar tergoda, oleh kerana itu, aku telah berusaha sedaya upayaku untuk mendapatkan wang seratus dinar sebagaimana yang engkau kehendaki itu.”

Wanita pelacur itu berkata: “Silakan masuk ke rumahku.”

Dengan tidak berfikir panjang, ahli ibadah itu langsung masuk ke rumahnya. Di dalam rumah pelacur yang cantik jelita itu ada tersedia sebuah tempat tidur yang dibuat dari emas. Pelacur itu lalu duduk di atas tempat tidurnya dan berkata: “Marilah segera mendekatiku.”

Ketika lelaki ahli ibadah itu bermaksud untuk memuaskan nafsunya, pada waktu itu juga tiba-tiba ia ingat kepada Allah sehingga menggigil seluruh tubuhnya. Kepada wanita pelacur tersebut lelaki ahli ibadah itu berkata: “Biarlah aku pergi saja meninggalkan kamu dan wang yang jumlahnya seratus dinar itu ambillah olehmu!”

Wanita pelacur itu kembali bertanya: “Apakah sebenarnya yang terjadi atas dirimu, bukankah kamu telah tergila-gila kepadaku sehingga kamu membanting tulang dan mengeluarkan peluh untuk mendapatkan wang sebanyak seratus dinar? Pada saat ini kamu telah mendapatkan apa yang kamu inginkan itu, akan tetapi mengapa kamu akan meninggalkan aku?”

Lelaki ahli ibadah itu berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah SWT dan juga atas kedudukanku selama ini di sisi-Nya. Berkemungkinan kerana aku akan pergi meninggalkan kamu, kamu merasa benci kepadaku, ketahuilah olehmu, sesungguhnya aku juga sangat membenci kamu kerana Allah.

Wanita pelacur itu berkata: “Jika yang kamu katakan itu benar, aku tidak akan bersuami kepada orang lain melainkan kamu.”

Lelaki ahli ibadah itu berkata: “Biarlah aku keluar!”

Wanita pelacur itu menjawab: “Tidak, kecuali bila kamu mahu menjadi suamiku.”

“Tidak, biarlah aku keluar dari rumahmu ini!” kata lelaki itu.

Wanita itu kembali bertanya: “Apakah yang membuatmu merasa keberatan bila aku memohon kepadamu supaya engkau mahu menikahi aku?”

Lelaki itu menjawab: “Untuk menjadi isteriku boleh saja, akan tetapi aku harus pergi meninggalkan tempat ini kembali ke tempat biasanya aku melakukan ibadah.”

Selepas berkata demikian, lelaki ahli ibadah itu langsung pergi meninggalkan rumah pelacur tersebut. Begitu juga dengan wanita pelacur itu ia ikut serta keluar dari daerahnya untuk bertaubat kepada Allah dan menyesali segala perbuatan yang telah dilakukannya. Wanita pelacur itu terus berjalan, hingga akhirnya ia sampai ke tempat asal lelaki ahli ibadah tersebut.

Kepada ahli ibadah tersebut seseorang datang menemuinya dan berkata: “Sesungguhnya permaisurimu telah datang kepadamu.”

Ketika ahli ibadah melihat kedatangan wanita itu, ia terkejut dan langsung terjatuh dalam pelukan wanita pelacur yang cantik jelita itu. Pada waktu itu juga lelaki ahli ibadah tersebut menghembuskan nafasnya yang terakhir. Melihat keadaan demikian, kepada orang yang hadir wanita pelacur yang telah bertaubat itu bertanya? “Apakah lelaki idamanku yang telah meninggalkanku buat selama-lamanya ini ada mempunyai saudara?”

Orang yang hadir pada waktu itu menjawab: “Ia ada mempunyai seorang saudara lelaki, akan tetapi saudara lelakinya itu hidup dalam keadaan kemiskinan.”

“Jika memang demikian, aku akan menikah dengannya sebagai ganti dari lelaki yang aku cintai ini,” kata wanita itu.

Akhirnya wanita tersebut menikah dengan saudara lelaki ahli ibadah itu dan dari hasil pernikahan tersebut, Allah SWT mengurniakan kepada mereka sebanyak tujuh orang anak yang kemudian ketujuh orang anak tersebut menjadi Manusia soleh semuanya.

Disunting dari http://www.darulnuman.com/mkisah/kisah008.html

Kisah tersebut menunjukkan bahwa betapa Tuhan Maha Pengampun, betapapun besarnya dosa hambanya, jika dia mau sungguh bertobat, pasti nya Tuhan akan mengampuni dosa kita.
www.buluhayam.blogspot.com

Asik juga nyoba ngelakuin diskusi di lingkungan warung kepunyaan bersama, selain ada yang nemenin jaga warung kami semua punya kesempatan buat ngulang ingatan tentang Sistem Kenegaraan, permasalahan demi permasalahan terus kami bedah dalam forum tersebut.

Awalnya kami termotivasi karena melihat kondisi mahasiswa yang ada di Subang khususnya Mahasiswa Universitas Subang (UNSUB) yang selama ini menjadi kebanggan dan harapan masyarakat Subang, tapi disisi lain kalau kita cermati dengan sungguh-sungguh betapa ngerinya ketika mereka yang menjadi harapan banyak orang mereka sendiri malah tidak pernah menyadari bahwa sebenarnya diri merekalah yang selama ini menjadi tumpuan harapan semua orang saat ini maupun masadepan.

Tarasa nyaman ternyata bagi kebanyakan Mahasiswa dalam aktifitasnya hanya melakukan ritual-ritual yang klasik dan tidak mencerminkan kemahasiswaannya, mulai dari berangkat kuliah lalu bertemu dosen itupun kalau misalkan dosesnya nampak, mereka berduduk manis menatap wajah para dosen yang cantik-cantik (dosen perempuan) juga tampan-tampan (dosen laki-laki), tidak lama dari itu waktu pulangpun tiba, coba bayangkan kira-kira apa yang mereka rencanakan ketika waktu perkuliahan telah habis? Biasanya mereka merencanakan buat jalan-jalan atu main ketempat yang membat mereka nyaman untuk melakukan hal-hal yang tidak layak dilakukan oleh seorang mahasiswa. Kira-kira seperti itu lah kegiatan kebanyakan dari mereka yang ngaku mahasiswa, dengan mudahnya menghilangkan sebagian budaya, tugas dan perannya sebagai mahasiswa.

Mahasiswa sebagai kontrol Sosial, Mahasiswa dengan Diskusinya, Mahasiswa dengan Kekeritisanya, nampaknya kesemuanya itu telah menipis, sedangkan diluar sana orang-orang berharap para mahasiswa ini mampu untuk melakukan suatu kegiatan (pergerakan) dimana kegiatan tersebut murni berangkat dari kekeritisan juga kepeduliannya terhadap masadepan seluruhnya. Sepertinya tidak pantas seseorang itu dikatakan telah peduli terhadap sesuatu padahal dia tidak pernah memikirkan sesuatu itu?

Berfikir tentang sesuatu yang menyangkut seluruhnyapun tidak pernah, apalagi untuk melakukan Diskisi, kayanya terlalu kejauhan deh…! Dan inilah yang sesungguhnya telah membuat kecewa semua orang terhadap Mahasiswa, tidak pernah mempunyai rasa kepedulian terhadap pengetahuanya, terhadap lingkunyanya, terhadap bangsanya, maupun terhadap kampusnya.

Karena itulah kami mau mencoba untuk membudayakan aroma mahasiswa yang katanya ketika diskusi, ketika mempunyai rasa kepedulian terhadap lingkunyanya itulah mahasiswa yang SEJATI….

Oleh : Akel (Ade Hasanudin)

AKELHASANUDIN: Perempuan Impian