Saat aku terbangun dari tidurku, saat itupun mulai berfikir bahwa beberapa hari ini aku sedikit melankoli. Pengalaman hari kemarin keadaannya memaksa aku harus sadar bahwa ternyata ketika suasana hatiku gelisah tidak karuan, sikap ini tidak menunjukan suasana hati yang sebenarnya.

Mereka menylahkan sikapku yang kurang baik buat kelangsungan suasana ini, tidak terlewatkan pula saran mereka, seharusnya marah saja biar semua tau aku ini sedang sakit. Dan sayangnya aku tidak begitu, tetap terlihat sepeerti biasanya sambil berharap orang akan faham situasi ini.

Obrolan-obrolan ringan yang biasa setiap saat kami senang untuk membicarakannya, tetapi tidak untuk waktu itu waktu dimana aku harus mengakui bahwa aku tidak tertarik dengn tema itu.
Aku ini termasuk petarung hebat dalam setiap arenan sebuah pertempuran untuk memperjuangkan kelangsungan perut ini (makan menggunakan daun pisang atau nampan). Tapi sangatlah bukan untuk waktu itu, tidak ada semangat bagiku untuk bertempur.

 Bukan hanya aku, seperti Pentium (Ahmad), Pa Epul, Ujang Suryadi, Indro (Indri) dan yang lainnya seperti Rama juga Kelvie belum lagi senior-senior terdahulu yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu mereka semua adalah petarung-petarung hebat.

Lalu akupun memutuskan untuk mencuci muka barang sebentar, dan akhirnya aku mencoba memikirkan kembali agar aku bias meyakinkan diri ini, bahwa aku harus berada dalam ketenangan, semuanya akan baik-baik saja.

-akel (ade hasanudin)-


0 komentar: