Dilihat dari segi kondisi sepertinya dia sudah tidak layak untuk diandalkan sebagai partner atau teman berjuang dalam menggapai sesuatu yang telah menjadi tujuan hidup.

Postur tubuh sudah tidak mecerminkan keperkasaan, suara yang keluar dari dirinya telah berubah sehingga tak terdengar merdu semerdu kala pertama mengenalinya, lusuh terlihat pancaran warnanya sudah tidak bersinar seperti waktu itu, terkadang kehadiranya menjadi penyebab atas hilangnya motivasi dan semangt yang telah tumbuh.

Tetapi bukankah itu terlalu tidak adil kalau terhadapnya hanya melihat kekurangan (penyebab patahnya semangat), tanpa memandang apa yang pernah dilakukan bersamanya ketika proses perjuangan sebelum hari ini dilakukan, sepantasnya sisi lain yang dilihat adalah hasil-hasil perjuangan yang telah didapat bersamanya. Begitu tulus terlihat pengabdiannya, terlalu mudah dia untuk dikendalikan, itulah bukti bahwa dia mampuh menemani pada saat proses perjuangan berlangsung.
Hal ini mungkin terjadi dengan sosok Pentium (Ahmad Ground) terhadap kendaraan yang selama ini menjadi bagian dari hidupnya. motor hitam dengan tubuh kering kerontang, suara yang sering mengganggu pendengaran orang (berisik), tidak perkasa layaknya Sepeda Motor orang lain. Namun nilai historis yang telah dia miliki itu menjadi sesuatu hal yang lebih dan tidak akan pernah dimiliki oleh Sepeda Motor lain yang hanya terlihat perkasa sajah.

Memang terlalu naif untuk dibicarakan, namun apa salahnya ketika semua orang harus paham dan mengetahui betapa pahit ketirnya proses reorang User sejati bersama Sepeda Motornya dalam memperjuangkan kepentingan Rakyat.

Perjuangan dia untuk menjadi seorang aktifis yang senyatanya, itulah satu sisi yang patut dilihat, betapa besar keinginanya membuat rakyat agar merasa nyaman dalam mengikuti sistem kenegaraan yang telah nampak dan membingungkan.

Sungguh tidak pantas ketika semua orang memandang sebelah mata tentang Ahmad dan Sepeda Motornya....
Pesan untuk Pentium ;

"Jangan kau bilang kalau Sepeda Motor kau tak pantas dijadikan teman dalam berjuang...!"

Oleh : Akel (Ade Hasanudin)

0 komentar: