Bangsaku oh bangsaku, bangsaku oh negriku, bangsaku oh tanah airku, bangsaku adalah Indonesiaku, masih pantaskah kau kubanggakan, masih pantaskah kau kuagungkan, masih pantaskah kau kujaga dan kubela, haruskah ku pertahankan kau saat ini? Mungkinkah segenap masyarakat yang lemah masih tetap perduli terhadap tanah air ini?

Benar bangsa ini aman menurut masyarakat apatis, namun lain opini bagi mereka yang terus mengikuti perkembangan kaum borjuis (penguasa), begitu nampak terlihat perilaku mereka yang hanya mewujudkan kejenuhan.

Tak ubahnya sinetron yang penuh dengan sekenario, adegan ataupun peristiwanya kerap seru walaupun jauh dari istilah rasional. Sempat terfikir bahwa segala sesuatu yang terjadi di singgah sana merupakan bentuk uforia saling sikut antara satu sama lain tanpa mempertimbangkan sisi kemanusiaan, fenomena hari ini semakin sulit untuk ditelaah bagi kita yang kurang paham dengan gaya mereka dalam mengimplimentasikan segala keinginan dan niat yang entah itu baik atau buruk.

Ucapan terimakasih kita terhadap mereka merupakan kalimat sempurna untuk kita sampaikan kepada mereka yang sedang melakukan sandiwara besar sementara kita selalu menjadi penonton kecil yang kurang perhatian. Sesungguhnya mereka telah mendidik kita dengan cara mereka sendiri dalam memperlakukan Negeri ini, Negara yang hanya dijadikan bahan percobaan untuk menguji kemampuan berperangnya dengan sesama.

Berterimakasihlah kepada mereka karena telah membuat kita kaya akan ide-ide untuk merumuskan perubahan, berterimakasihlah terhadap mereka yang telah memberikan kesempatan terhadap kita untuk lebih keritis dalam menyikapi segala kebijakanya.

Tidak tahu diri rupanya mereka itu, disaat kondisi bangsa sedang ketar-ketir malah asik bermain catur dengan fikiran saling menjatuhkan.

Teruslah berfikir keritis, teruslah budayakan diskusi, teruslah membangun hubungan baik dengan semua kalangan. Mudah-mudahan dengan cara itu kita dapat membangun bangsa ini yang saat ini terlihat carut marut

.

Oleh : Akel (Ade Hasanudin)

0 komentar: