Sebagian dari kita bukan anak kecil yang tidak pernah duduk manis disebuah kursi dalam suatu ruangan seraya mendengarkan orang dewasa berorasi tentang hidup dan kehidupan, sesekali orang dewasa itu berbicara tentang Bohong, Benci, Iri, Pelit dan masih banyak untuk kita tidak melakukannya.  Seperti itulah seorang guru terhadap muridnya. Dengan senang hati mereka mnyelimuti kita agar masadepan ini tetap hangat.

Lebih baik simpan sebentar rasa bangga ini. Setelah memandang mereka tidak senasib dengan kita, Lihatlah diri kita, trkadang kita tidak bersikap mesra terhadap lelaki tidak berdaya itu yang harus berjalan kaki untuk memenuhi janjinya terhadap perut dan keluarganya. Mungkin  juga kita pernah marah kepada perempuan itu sehingga dia harus meneteskan kesedihannya.

Tega, dan ternyata selimut ini sudah tidak lagi membuat kita hangat, dingin yang kita rasakan seolah-olah sudah bukan penyakit nurani, yang lebih parah sudah tidak ada lagi evaluasi terhadap semua ini. Tanpa alasan semuanya terdiam dan membisu melihat orang-orang yang berusaha tegar dengan bebannya.

Jawaban seperti apa yang akan kita temukan dengan pertanyaan-pertanyaan ini? kemana kita akan mencarinya? 

Terlalu licin jalan itu sehingga tidak perlu berjalan atau berlari lagi untuk menemukan sebuah jawaban atas pertanyaan ini, sangatlah mudah. pertanyaan mereka “bisakah kita untuk segera melepaskan tangan dari mata dan telinga kita masing-msing? Ketegaran mereka sesungguhnya sedang diiringi harapan yang begitu besar kepada kita.


-akel hasanudin-

1 komentar:

Unknown mengatakan...

nice post. by. http://aepul.wordpress.com/